Pengalaman 2 Tahun Kerja jadi Staf IT di Bank
“Enak ya kerja di bank. Pasti gajinya gede.”
Begitulah kira-kira anggapan orang awam tentang pegawai bank. Dulu saya berpikiran sama. Tapi setelah bekerja 2,5 tahun di bank sebagai staf TI, saya tak lagi sependapat. Kalau zaman dulu mungkin iya. Namun kini jumlah pegawai dan profit yang dihasilkan bank tidak lagi seimbang. Ditambah dengan makin sengitnya persaingan antar bank dan fintech (financial technology). Memaksa bank untuk meminimalisir biaya tenaga kerja. Bank tidak takut kekurangan peminat. Toh, yang ngelamar ke bank tetep banyak kok karena image yang sudah terlanjur bagus di mata orang (terutama di mata calon mertua :p ).
Bukan bermaksud memandang sebelah mata bidang perkerjaan tertentu, ataupun tidak bersyukur, pekerjaan apapun adalah mulia jika dijalani dengan sungguh-sungguh. Menurut saya gaji di sektor migas dan TI, masih lebih besar (dalam satu level yang sama, misalkan fresh graduate). Lalu kenapa saya tidak kerja di perusahaan yang murni TI saja? Biar sesuai dengan latar belakang kuliah.
Pertanyaan bagus. hahaha
Sudah!
Selama rentang tahun 2012-2015 saya terus mencoba kerja di perusahaan TI, berpindah dari satu perusahaan ke perusahaan lain. Tapi passion saya lebih ke IT supporting dibanding programmer atau analis karena saya kurang bagus di algoritma dan logika. Sedangkan mayoritas perusahaan TI dan startup tidak membutuhkan IT supporting. Mungkin karena setiap stafnya sudah dianggap punya basic TI jadi tidak perlu di-support lagi. IT Support justru lebih banyak dibutuhkan di perusahaan non TI. Perbedaan titel antara programmer dan IT Support itu juga yang mempengaruhi nominal gaji menjadi bagai langit dan bumi. Namun percayalah seseorang digaji gede karena emang beban kerjanya berat. Jadi syukuri aja.
IT Support di bank masuk ke dalam kategori Staf Supporting di Back Office (BO). Nama jabatannya Staf TI atau lebih sering disebut EDP (Electronic Data Processing). Berikut ini beberapa suka-duka saya menjadi staf TI di bank. Mungkin bisa jadi bahan pertimbangan bagi kalian lulusan TI yang ingin kerja di bank. Saya rasa di bank manapun fungsi Staf TI kurang lebih sama.
Hal menyenangkan:
1. Disetarakan dengan pegawai bank pada umumnya. Image saya ikut terangkat, padahal tiap hari kerja di belakang bersama teknisi dan komputer-komputer rusak. hahaha. Penampilan dan fisik pun bukan yang utama seperti halnya front liner.
2. Saya tidak ikut diberi target finansial seperti staf bisnis. Saya tidak kelabakan mencari nasabah seperti marketing, tidak juga repot mencari kreditur seperti AO. Target utama saya hanya satu: memastikan operasional bank lancar. Tinggal dipastikan saja alat-alat elektronik, jaringan, dan komputer berjalan normal. Kalaupun membantu portofolio orang bisnis itu nilai plus.
3. Tipe pekerjaannya tidak monoton. Pekerjaan hari ini tidak akan sama dengan kemarin. Akan sering keluar kantor untuk memantau keadaan KCP dan ATM. Jadi tidak akan cepat bosan.
4. Sedikit banyak jadi tahu ilmu perbankan dan kondisi ekonomi terbaru.
5. Saya dikenal oleh hampir semua orang di cabang, KCP, dan Kantor Kas karena kita akan sering berinteraksi dengan mereka saat terjadi masalah TI di kantor masing-masing.
6. Ada kepuasan tersendiri saat bisa membantu staf lain mengatasi masalah TI.
Hal kurang menyenangkan:
1. Jabatan Staf TI itu terlalu umum. Padahal dalam dunia TI ada banyak sub jabatan yang lebih spesifik:
– IT Helpdesk: membantu permasalahan via telepon/email/remote komputer
– System Administrator: menangani fungsi managerial sistem seperti user dan memelihara komunikasi antar komputer terutama server
– Network Engineer: melakukan perawatan jaringan fisik LAN/WAN dan perangkat jaringan pendukung lainnya
– Operator: menangani secara langsung pengolahan data seperti Office Aplication
– Programmer: menyusun intruksi/program dalam bahasa pemrograman
– dll
Namun kita harus merangkap semuanya. Bahkan termasuk maintenance setiap peralatan elektronik di kantor. Kalau komputer & printer OK lah. Tapi kalau sampai fotocopy, kabel listrik, dan antena TV, rasanya gimanaaa gitu. Ada teknisi khusus yang lebih fokus di kelistrikan. Tapi tetap saja kita juga harus tahu karena penanganan pertama tetap di tangan Staf TI.
2. Harus selalu update mengenai ruang lingkup perkerjaan kita. Saya rasa di semua bidang pekerjaan pun sama untuk masalah ini. Kita harus jadi orang pertama yang mengetahui update tentang teknologi, teknologi apapun itu, HP, tablet, laptop, gadget, dll. Kita akan jadi orang pertama yang ditanya oleh staf lain jika HP mereka error. Kita harus tahu seluk-beluk iPhone dan Samsung biarpun HP kita cuma Xiaomi. Hahaha.
3. Jadi penyalur data dari dan ke pusat, mulai dari form-form update data aplikasi sampai bahan rapat.
4. Datang paling awal dan pulang paling akhir untuk memastikan alat-alat TI tidak bermasalah.
Begitulah keluh kesah jadi staf IT di bank. Saya rasa setiap pekerjaan pasti ada suka dan duka nya, tergantung kita menyikapi. Sekian.
5 Replies to “Pengalaman 2 Tahun Kerja jadi Staf IT di Bank”
Bang.. saya juga jurusan IT smster 7 sekarang lagi kerja praktek. Bingung sbnarnya setelah lulus mau kerja apa…. -_- ada saran gak bang? Note: saya tidak terlalu menyukai hitungan
Sesuaikanlah dengan jurusan. Kalau TI, kerjalah di perusahaan TI. Karena nanti karirnya akan maksimal. Banyak ilmu yang didapat. Kalau kerja di perusahaan non TI, biasanya akan jadi supporting, maksimal jadi pimpinan Divisi TI perusahaan tsb. Saran saya, cari minat kamu dan berwirausaha dengan memanfaatkan ilmu yg didapat dari perkuliahan (pengusaha).