Jalur “punggung naga” versi Sumedang

Jalur “punggung naga” versi Sumedang

Lokasinya di Gunung Kerenceng via jalur Kampung Jambuaer, Desa Sindulang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang. Gunung Kerenceng terletak di perbatasan Kabupaten Sumedang dan Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung sehingga secara transportasi relatif mudah. Dari arah Bandung/Garut banyak transportasi umum yang lewat ke sana, cukup berhenti di Pasar Cicalengka sebagai patokannya. Dari sana harus melanjutkan dengan ojeg hingga ke basecamp sekitar 30 menit.

Niat awal saya sebenarnya ingin mendaki ke Gunung Kareumbi. Namun saat tulisan ini saya tulis, tepat setahun sebelumnya ramai berita ada macan kumbang yang menyerang petani. Nyali saya ga kuat kalau harus ke sana tanpa ada pemandu lokal. Hutan Kareumbi memang terkenal sebagai rumah bagi macan kumbang yang hampir punah.

Gunung Kerenceng memiliki jalur yang lebih jelas dan aman. Perjalanan kali ini rencananya saya hanya berdua saja dan perjalanannya tektok. Peserta yang hanya 2 orang dan logistik secukupnya membuat kami berangkat on time sesuai rencana yaitu jam 8 pagi. Perjalanan dilakukan hari Minggu, tanggal 10 September 2023. Dilihat dari daftar pengunjung, ada sekitar 2-3 tim yang sudah jalan sebelum kami.

Di awal perjalanan kami sempat nyasar ke perkebunan warga karena minimnya petunjuk arah. Untungnya kami diingatkan oleh petani yang sedang bekerja kalau kami salah jalan. Jalan seharusnya belok ke jembatan bambu menyebrangi sungai kecil ke arah kanan sedangkan kami terus saja lurus.

Gunung Kerenceng memiliki 4 pos dengan jarak perjalanan antar pos 30-45 menit dan total perjalanan 3 jam hingga ke puncak. Bagi yang ingin berkemah disarankan untuk mendirikan tenda di pos 3 karena tempatnya datar dan banyak kavling yang bisa jadi pilihan.

Perjalanan dari basecamp ke pos 4 relatif ramah dengkul karena masih teduh banyak pepohonan. Perjalanan sesungguhnya dimulai setelah pos 4, dimulai dengan adanya lembah kecil dilanjutkan dengan tanjakan curam bertuliskan “Tanjakan Baeud”. Baeud adalah bahasa Sunda yang jika dalam bahasa Indonesia artinya cemberut. Ya memang bikin cemberut karena tanjakannya nyaris vertikal. Setelah itu kita disambut dengan jalan setapak yang hanya muat untuk 1 orang, kanan-kiri jurang, panas tanpa pepohonan hingga ke puncak. Itulah kenapa jika diperhatikan mirip “punggung naga”.

Perjalanan melelahkan terbayar dengan pemandangan yang indah ke arah Sumedang, Bandung, dan Garut. Meskipun tidak cerah maksimal, namun saya bisa memperkirakan lokasi Sumedang Selatan dari ciri-ciri jalan dan bentuk tata kotanya. Di puncak Gunung Kerenceng ada pertemuan jalur Kampung Situhiang-Desa Tegalmanggung dan jalur lainya kemungkinan dari Gunung Kareumbi. Sayangnya Itu mah jalur punggung anak naga, terlihat mustahil dilewati jika dengan peralatan seadanya 😂

Kami tidak bisa lama-lama di puncak karena panasnya minta ampun, maklum tengah hari. Di perjalanan pulang kami sempatkan ngopi dan istirahat di pos 3, sebelum melanjutkan perjalanan pulang.

*Faktanya Kerenceng adalah titik tertinggi Sumedang 1754 mdpl dibanding Tampomas yg hanya 1684 mdpl.

Gunung Kerenceng

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.