Kuliah itu seperti Plants VS Zombies

Kuliah itu seperti Plants VS Zombies

Sore itu Rifky terbaring di tempat tidurnya, ngantuk karena semalam begadang ngerjain tugas. Namun tiba-tiba ia teringat satu hal, ada satu lagi tugas buat lusa! Namun otaknya sudah menolak untuk membahas tugas itu, terlalu malas bahkan hanya untuk memeriksa sampai mana progresnya (yang seingatnya belum sampai 30%). Ia malah main beberapa GAME, berharap otaknya segar kembali.

Game terakhir yang dimainkan: Plants VS Zombies.

Plants VS Zombies

Belum sampai 10 menit memainkan game itu, ia tertawa dalam hati. Dia merasa seperti “Plant” dan tugas-tugas yang numpuk seperti “Zombies” yang berusaha memakan otaknya (atau dalam hal ini memaksa otaknya terus berfikir). Zombie terus berdatangan tanpa henti, persis seperti tugas yang juga terus datang tanpa henti. Namun Rifky sadar, tak satupun Zombie berhasil memakan otak saat pertahanan Plants bagus. Peashooter, Melon-pult, Tall-nut, semua bekerja sama untuk mempertahankan otak. Meski kadang mereka dimakan Zombie, mereka tetap menyerang tanpa menyerah.

Ini sama saja seperti kelompok. Saat kelompok terdiri dari anggota yang solid, semua anggota bekerja sama, tanpa menyerah, tugas seberat apapun dan sebanyak apapun akan bisa terselesaikan. Rifky kembali tersenyum, bisa-bisanya ia menyamakan kuliah dengan sebuah game. Tapi ini memang benar. Rifky -dan kelompoknya- hanya perlu untuk terus berusaha dan tetap bekerja sama sampai serangan tugas-tugas itu berhenti mengganggu mereka (baca:LULUS).

Rifky menghela nafas lega, setelah itu ia beranjak untuk mencari makan karena perutnya sudah minta diisi. Ia tidak terlalu memikirkan tugasnya lusa, ia berfikir: anggap saja seperti game. Ia punya kelompok yang solid, jadi tak ada yang perlu dikhawatirkan, ya ‘kan?

“Hidup ini seperti game, ikuti aturannya dan berusaha. Maka kita akan menang.”

*Ini kisah Rifky, apa kisahmu?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.