Nostalgia: Instant Messaging dari Masa ke Masa

Nostalgia: Instant Messaging dari Masa ke Masa

Kali ini saya akan membahas mengenai instant messaging. Sebagai orang yang lahir di tahun 90an dan baru melek internet tahun 2000an, saya termasuk orang yang merasakan betapa pesatnya perkembangan instant messaging atau IM atau pesan instan. Berikut perkembangan IM dari masa ke masa.

Era IM Sebelum Tahun 2000

Sejarah IM dimulai tahun 1961. Saya (dan orang tua) saya belum lahir saat itu tapi berdasarkan apa yang saya baca, sejarah IM dimulai dengan Compatible Time-Sharing System (CTSS) di MIT bersama berbagai pengguna operating systems lainnya menggagas instant messaging pertama yang melibatkan sampai 30 pengguna untuk chat secara real-time. Tiga dekade kemudian, tepatnya tahun 1988, munculah Internet Relay Chat (IRC) yang dikembangkan oleh Jarkko Oikarinen. Protokol ini didesain untuk memungkinkan pengguna internet untuk saling bertukar pesan. Adapun aplikasi IRC yang paling terkenal adalah mIRC buatan Khaled Mardam-Bey pada 1995 pada platform Windows. Pada tahun 1996, perusahaan Israel Mirabilis meluncurkan ICQ (“I seek You”). Namun hak paten kemudian dibeli oleh perusahaan America Online (AOL). ICQ menawarkan fitur-fitur tambahan yang tidak ada pada ICQ yaitu mengirimkan file, kartu ucapan, dan memainkan permainan multiplayer.

Selanjutnya pada tahun 1998, Yahoo! Messenger (YM) diluncurkan. YM memiliki fungsi yang hampir sama dengan ICQ namun dengan tambahan fungsi BUZZing dan music-status. Keunggulan YM adalah adanya integrasi dengan Yahoo! Mail dan Yahoo! Services lainnya. Di Indonesia sendiri, YM relatif lebih populer. Bahkan masuk ke kurikulum TIK SMP pada akhir tahun 90an dan awal 2000an. Saya masih ingat betul, guru TIK saya sampai bela-belain ngajak ke Warnet kala itu untuk praktek YM karena tidak ada internet di sekolah. Meski mIRC juga sempat diajarkan sekilas tapi secara tampilan saya lebih nyaman dengan YM. Pada saat itulah saya mulai mengenal sapaan pertama yang sering diketik dalam IM yaitu, “ASL PLS”, kepanjangan dari Age Sex Location Please. Dulu saya sering menjawab M17Bdg, meski belum 17 tahun dan ga tinggal di Bandung. Yang tau istilah ini pasti udah pada tua, hahaha.

Pada tahun 1999 Microsoft sebenarnya meluncurkan MSN Messenger dan Tencent Holdings meluncurkan QQ untuk menyaingi YM, tapi ternyata sulit menumbangkan kepopuleran YM khususnya di Asia.

2000s

Mengawali tahun 2000an persaingan semakin ketat. Awal tahun 2000an menjadi masa keemasan bagi IM. Perusahaan besar mulai meluncurkan IM versi mereka sendiri. Apple meluncurkan iChat untuk Mac OS X (2022). Skype diakuisisi oleh Microsoft (2003). Google meluncurkan Google Talk sehingga pengguna Gmail bisa berkomunikasi dengan kontak Gmail (2005). Blackberry meluncurkan Blackberry Messenger (BBM) untuk berkomunikasi sesama ponsel Blackberry (2005). Tak ketinggalan platform media sosial MySpace juga meluncurkan MySpaceIM untuk melengkapi fitur media sosial mereka. MySpace menjadi platform media sosial pertama yang memiliki built-in IM di dalam aplikasinya (2006). Dua tahun kemudian, Facebook melakukan hal yang sama dengan meluncurkan Facebook Chat. Dengan Facebook Chat, kita bisa mengobrol langsung dengan teman kita yang sedang online (2008).

Saat masuk SMA tahun 2005 saya ditawari HP oleh orang tua karena menyadari bahwa alat telekomunikasi mulai dirasa penting. Saya ditawari Nokia 6600 tapi saya tolak secara halus karena merasa speknya “nanggung” dan desainnya kurang sreg. Saya memilih menunggu sampai budget memadai. Lagipula saya masih betah online di Warnet dengan mengambil paket malam Rp. 8000/3jam dan pulang dini hari. Maklumlah kalau siang harganya Rp. 6000. Barulah setahun kemudian ada HP yang cocok yaitu Sony Ericsson K750i. HP ini support Java, MMS, dan memiliki kamera 2MP terbaik pada zamannya. Pernah saking isengnya saya berkirim pesan via MMS dibanding SMS, ternyata kalau Telkomsel memang lebih murah, karena SMSnya mahal bro Rp 450.

Dengan SE K750i banyak aplikasi IM versi Java yang bisa diinstall. Mulai saat itulah kebiasaan online IM saya pindah ke HP. Saya ke Warnet hanya jika ingin download manga/anime saja. Berikut ini aplikasi yang pernah saya gunakan.

Mig33

Mig33 adalah salah satu aplikasi chatting yang pernah populer pada era HP Java. Banyak teman sekelas saya yang pakai. Bahkan ternyata merupakan komunitas chatting hp pertama yang paling besar di dunia. Di masanya, jumlah penggunanya mencapai 250 juta yang berasal dari 200 negara berbeda. Mig33 mempunyai fitur yang mirip seperti YM seperti chat perorangan, chat room, dan bermain games. Pada masa inilah populer istilah kick user, banned, dan flooding. Banyak juga yang melanjutkan pertemuan di dunia nyata alias Kopdar (Kopi Darat)

Mxit

Mxit menyediakan layanan yang sama seperti Mig33. Namun saat saya cek mayoritas pengguna daerah Jawa Timur. Fitur yang saya lihat saat itu adalah Ime. Ime adalah ruang bebas bagi para pengguna aplikasi Mxit. Di ruang ini, siapa pun dapat mempromosikan akunnya atau menambahkan kontak dengan pengguna Mxit yang ada di wilayah lain. Tak jarang Ime menjadi tempat untuk perang para supporter bola. Mxit dikenal relatif paling hemat kuota. Maklum saja dulu kuota menjadi hal yang berharga karena sangat mahal. Sebagai contoh Telkomsel harganya Rp 12/KB. Makanya dulu banyak yang beli paket atau mengganti ke provider lain. Saya biasanya beli Simpati yang 10RB = 35MB, atau TRI 1RB=IMB. Kecil banget kalau dibanding sekarang. Tapi cukup hemat karena dulu cuma pake IM dan tidak nonstop tersambung internet. Jaringan pun tidak sestabil sekarang. Dulu sering sekali DC (disconnected). HP juga tidak canggih-canggih amat, jika ada yang flooding di room pasti HP hang.

Nimbuz

Nimbuz selain menyediakan layanan chat dan room, juga menyediakan layanan media sosial, panggilan, dan pembagi koordinat lokasi untuk bertemu (kopdar). Karena fitur yang banyak itu, Nimbuz lebih boros kuota.

YehBa

Saya mengetahui YehBa saat menjelang akhir-akhir era IM Java karena merasa mig33, mxit, dan nimbuz mulai sepi atau tidak kondusif. Dari sini saya mendapat banyak teman untuk sekedar ngobrol ngalor-ngidul hingga begadang. Untuk area Bandung dan Jakarta biasanya rutin mengadakan kopdar.

eBuddy

eBuddy adalah aplikasi yang paling sering saya gunakan. Meski tidak ada room dan tidak punya platform chat sendiri, namun lebih stabil, tampilannya minimalis, dan aplikasi selalu update secara berkala. Karena tidak punya platform tersebut, maka eBuddy lebih mengunggulkan integrasi berbagai akun ke dalam satu aplikasi. eBuddy mendukung integrasi akun Yahoo!Messenger, Google Talk, MSN Messenger, AIM, ICQ, Facebook dan MySpace IM. eBuddy adalah aplikasi Java terakhir yang saya gunakan sebelum berpindah Android dan WhatsApp.

2010s

Dengan makin banyaknya tipe handphone, perbedaan OS menjadi kendala tersendiri. WhatsApp yang dirilis pada tahun 2009 untuk iPhone, mencoba menyatukan berbagai platform tersebut sehingga bisa chat dengan berbagai OS lain seperti Blackberry, Symbian, Android, dan lain-lain. Seiring sengitnya persaingan IM. Berbagai aplikasi IM menawarkan fitur yang tidak sebatas percakapan dan panggilan saja. Misalnya KakaoTalk (2010), WeChat (2011) dan Line (2011) yang terintegrasi dengan shopping, pembayaran, berita, games, dan lain-lain. Lalu ada Snapchat (2011) yang populer dengan istilah “snaps” yaitu status yang menghilang setelah waktu tertentu. Selanjutnya ada Telegram (2013) yang menyediakan fungsi bot dan channel.

Saya termasuk orang yang tidak pernah merasakan HP Blackberry dan chat via BB karena tidak tertarik karena cenderung ribet dan lemot. Saya melompat dari Java langsung ke Android memakai WhatsApp. Bahkan di kantor saya berinisiatif membuat grup WhatsApp dan “memaksa” pengguna BB untuk migrasi. Ternyata itu keputusan tepat karena tak lama kemudian BB discontinued. Hingga tulisan ini saya buat saya masih pakai WhatsApp karena saya nilai masih fungsional dan menjangkau berbagai kalangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.