Nostalgia: Media sosial (Medsos) dari Masa ke Masa

Nostalgia: Media sosial (Medsos) dari Masa ke Masa

Tahun 2000-an bisa dibilang menjadi masa-masa boomingnya media sosial (medsos). Meski sebelumnya sempat ada juga media sosial seperti Six Degrees (1997), namun saat itu infrastruktur internet belum berkembang sehingga belum banyak pengguna secara global.

Friendster

Saya mulai dengan media sosial yang pertama kali saya gunakan, yaitu Friendster (FS). Friendster merupakan situs pertemanan yang diluncurkan pada tahun 2002. Saya sendiri baru menggunakannya sekitar tahun 2005, saat menginjak bangku SMA. Pada saat itu belum ada aplikasi Friendster versi HP sehingga harus ke warung internet (warnet). Tarif warnet saat itu 5.000-10.000 per jamnya tergantung fasilitas dan kenyamanan. Berikut ini fitur FS yang ngtren pada zamannya.

Friendster

Custom HTML

Friendster mengizinkan kita untuk memodifikasi tampilan profil dengan sesuka hati dengan cara custom HTML. Atau biasanya ada aplikasi layanan pihak ke-3 yang khusus meng-generate kode sesuai tampilan yang kita inginkan. Makanya pengguna FS banyak yang paham tag-tag HTML basic seperti <font color>, <h1>, <marquee>, dll. Kita juga diizinkan memasang musik, mengganti background profil, menambah glitter, menyisipkan gambar di bagian about me, font warna-warni, dan mengubah nickname menjadi sangat alay dengan kombinasi huruf dan angka.

Shoutout

Shoutout fungsinya sama seperti “status” kalau zaman sekarang. Jadi biasanya orang-orang menulis isi hatinya di status. Kadang isinya gak jelas atau nyerempet-nyerempet ngasih kode ke gebetan. Berharap dibalas dengan shoutout lagi.

Buletin Board (Bulbo)

Disana kita bisa share pengumuman, joke, promosi akun baru. Kebanyakannya sih malah pengumuman-pengumuman yang gak penting. Tapi kita yang udah tau pun seru aja baca-baca bulbo.

Testimoni

Testimoni bentuknya mirip seperti komen wall di Facebook. Intinya testimoni adalah pesan publik yang terpampang di profil kita dan bisa dibaca oleh semua teman kita yang berkunjung ke profil. Konyolnya kadang kita malah menulis pesan yang kesannya ga penting seperti, “Bro, PR kimia udah belom?” Padahal belum tentu dibaca cepat, dan besok pagi juga ketemu di sekolah. Cara balas pesan dengan mengunjungi balik profil si pembuat pesan dan menulis di kolom testinya. Memang ribet. Tapi itu keseruannya. Jadi kita kesannya bangga kalau testi kita ramai.

Who Viewed My Profile

Di FS kita bisa tahu siapa saja yang sudah mengunjungi profile kita. Bahkan bisa tahu berapa kali kunjungan seseorang (atau sekedar pengen tau siapa stalker kita). Dulu saat punya gebetan rasanya senang bukan main kalau si dia berkunjung. Itu salah satu alasan orang-orang berkreasi menghiasi profil.

Pada tahun 2011 Friendster mulai bertransisi menjadi situs game dan hiburan. Namun karena kurang bisanya mengikuti perkembangan zaman, akhirnya pada tahun 2015 Friendster ditutup.

Hi5 dan MySpace

Situs Hi5 merupakan salah satu media sosial dengan keunggulan bisa mengunduh gambar, konten, ataupun wallpaper secara gratis. Pengguna juga dapat melengkapi profilnya dengan latar belakang musik.

MySpace menjadi situs jaringan sosial paling populer di Amerika Serikat pada bulan Juni 2006. MySpace memiliki fitur custom HTML/CSS seperti FS namun lebih lengkap. Ada juga menu Moods yaitu emosikon kecil yang digunakan untuk menggambarkan suasana hati pengguna.

Saya dan beberapa teman saat itu beralih dari Friendster ke Hi5 dan MySpace namun tidak berlangsung lama karena sepi.

Google+ & LinkedIn

Google+ merupakan media sosial besutan Google dengan fungsi sharing dengan metode “Circle”. Circles memungkinkan pengguna untuk mengatur kontak menjadi kelompok untuk berbagi. Ekosistem Google yang lengkap juga membuat berbagai layanan terintegrasi seperti Messenger dan Email.

LinkedIn merupakan sosial media untuk pencari dan pemberi kerja. Profil kita diisi oleh data-data/CV asli kita. Banyak teman yang mendapatkan tawaran pekerjaan dari sana.

Google+ dan LinkedIn lebih menyasar ke kalangan profesional sehingga saya kurang cocok di sana.

Foursquare dan Path

Foursquare adalah sebuah sosial media mobile dengan berbasis lokasi yang memanfaatkan fungsi GPS. Pengguna masuk lalu mendokumentasikan kunjungan mereka ke berbagai tempat dengan menu “check-in”. Setiap check-in memberi pengguna poin dan “badge” (lencana).

Path sebenarnya mirip dengan Foursquare namun fungsinya lebih “ekstrem” lagi. Selain lokasi, pengguna juga bisa membagikan Musik, Film, dan Buku yang sedang dia baca. Pada saat kita landing pesawatpun ada status yang terpasang secara otomatis. Bahkan saat kita tidur dan bangun, bisa di sharing.

Twitter dan Tumblr

Twitter dan Tumblr merupakan media sosial yang lebih cenderung ke microblog atau blog pendek. Status di twitter dan konten di tumblr lebih cenderung ke pemikiran spontan yang ingin kita tuangkan dengan cepat via smartphone tanpa harus membuka laptop. Makanya status twitter maksimal hanya 140 karakter saja. Dalam status twitter dan tumblr biasanya dilengkapi dengan hashtag untuk memudahkan pencarian. Dari hashtag juga bisa diketahui hal apa yang sedang diperbincangkan dan menjadi trending topic.

Facebook

Facebook adalah media sosial yang didirikan pada tahun 2004 oleh Mark Zuckerberg. Namanya berasal dari direktori face book yang sering diberikan kepada mahasiswa Amerika. Keanggotaan awalnya terbatas pada mahasiswa Harvard, secara bertahap berkembang ke universitas Amerika Utara lainnya, dan sejak 2006 siapa pun yang berusia di atas 13 tahun bisa bergabung. Pada tahun 2008 Facebook menjadi media sosial terlaris mengalahkan MySpace.

Facebook bisa dikatakan media sosial kedua pengganti FS yang bikin betah. Meskipun tidak bisa Custom profil seleluasa FS, tapi Facebook menyediakan fitur lain yang lebih lengkap seperti bergabung ke Group, mengetahui aktifitas teman pada Notification, dan bercakap-cakap langsung dengan teman yang sedang online di Facebook Messenger. Facebook juga mendukung banyak platform mulai dari HP Java, Android, dan web sehingga tak heran jika pada tahun 2020 Facebook mengklaim 2,8 miliar pengguna aktif bulanan.

Instagram

Instagram (IG) adalah sebuah media sosial yang dirilis 6 Oktober 2010. Memungkinkan pengguna mengambil foto, mengambil video, menerapkan filter digital, dan membagikannya ke berbagai layanan jejaring sosial. Satu fitur yang unik di Instagram pada awal peluncurannya adalah memotong foto menjadi bentuk persegi, sehingga terlihat seperti hasil kamera Kodak Instamatic dan polaroid. Meskipun kini bisa juga dengan rasio aspek 4:3 atau 16:9 yang umum digunakan oleh kamera. Instagram juga terkenal dengan filter foto dan video yang sangat banyak.

Pada saat awal-awal peluncurannya saya berfikir IG adalah platform yang membosankan karena hanya bisa memotret foto lalu pakai filter, caption, dan selesai. Makanya sejak membuat akun pada tahun 2011, saya cenderung pasif. Barulah setelah ditambahkan menu pesan/direct, status/stories, dan explore saya mulai aktif lagi. IG masih aktif saya gunakan hingga saat ini.

At last…

Jika dibandingkan dengan zaman-zaman FS, durasi saya menggunakan media sosial memang berkurang drastis. Bahkan terkadang saya tidak membuka medis sosial hingga 2 minggu. Pada saat FS booming saya merasa penasaran karena internet dan media sosial merupakan hal yang baru. Makanya saya dulu sampai rela ke warnet berjam-jam hanya untuk membalas testi atau mengedit profil. Pada saat FB meluncurkan versi Java pun kita rela membayar Rp 10.000 hanya untuk mendapatkan 35MB data.

Dulu sosial media seperti FS murni untuk mencari pertemanan. Privasi sangat terjaga karena kita harus melakukan add friend dengan tahu emailnya, atau mencari dari lingkaran pertemanan teman kita. Makanya teman-teman FS biasanya teman-teman di sekitar kita, sekolah kita, atau kantor kita. Berbeda dengan sekarang yang profilnya cenderung publik dan minim akan privasi. Justru orang berlomba untuk banyak follower agar mendapatkan uang atau agar bisa promosi. Zaman sekarang media sosial banyak digunakan untuk bisnis, penyebaran hoax, dan kepentingan lainnya seperti politik.

Karena itulah meskipun zaman dan medis sosial semakin canggih serta mudah, saya tetap merindukan masa-masa Friendster.

Mungkin seperti inijugalah yang dirasakan orang tua kita yang merindukan tayangan TV jadul di TVRI, meski sekarang sudah banyak channel.

Atau kakek-nenek kita yang merindukan acara-acara radio jadul meski sekarang sudah ada podcast.

Semua karena nostalgia…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.