Fenomena Ojek Online

Fenomena Ojek Online

Sumber: http://jabar.tribunnews.com

Beberapa tahun belakangan ini, dunia transportasi diramaikan dengan munculnya ojek online. Sebuah inovasi teknologi pada smartphone yang mempermudah kita dalam pemesanan ojek sehingga tidak perlu pergi ke pangkalannya jika kita membutuhkan jasa mereka. Dengan memanfaatkan fungsi GPS di smartphone, driver ojek online (ojol) akan datang menjemput ke lokasi kita.

 

Saat ada demo dan perseteruan antara ojol dan ojek biasa, saya hanya melihatnya lewat berita TV/koran. Saat itu belum ada ojol di kota saya Sumedang. Jadi saya belum bisa menikmati layanan mereka, dan belum bisa melihat efek yang ditimbulkan pada masyarakat sekitar saya.

 

Nah, berhubung sekarang sudah ada dan sudah saya coba beberapa pelayanannya, saya akan simpulkan sebagai berikut.

Kelebihan

Praktis

Saya tinggal di dalam gang yang tidak cukup masuk mobil. Motor adalah transportasi yang mayoritas digunakan di daerah saya. Jika kebetulan motor saya sedang dipakai, maka ojol akan sangat membantu. Dibanding saya harus jalan sekitar 2km untuk mencapai pangkalan ojek/jalur angkot. Angkotpun hanya beroperasi sampai jam 6 sore, dengan armada yang minim.

Tarif murah dan jelas

Dulu ketika saya kehilangan motor, ojek adalah satu-satunya transportasi saya ke kantor. Ongkos sekali jalan 10rb, sehari 20rb, sebulan berarti sekitar 500-600rb. Itu nominal yang sama dengan menyicil motor sendiri. Itu karena mang ojek main tembak ongkos tanpa ada ukuran yang baku. Jika dengan ojol, ongkos akan dihitung per km sehingga tidak ada acara tawar-menawar.

Pelayanan beragam

Ada layanan lain yang juga disertakan dalam beberapa aplikasi ojol seperti pengantaran makanan dan dokumen. Ini kadang diperlukan saat ada dokumen penting yang ketinggalan di rumah, sedangkan kita tidak bisa keluar kantor. Atau kita hanya sekedar malas untuk keluar membeli makanan, maka ojol bisa membantu.

Kekurangan

Keamanan penumpang

Para penyedia layanan ojol harus lebih optimal lagi dalam pengawasan driver-drivernya. Beberapa kali saya dan teman saya mendapati motor yang tidak sesuai dengan di akun. Atribut motor pun seadanya.

 

Namun pada dasarnya saya setuju-setuju dengan adanya moda transportasi ini. Masyarakat tidak perlu membeli kendaraan pribadi, cukup ojol saja untuk kebutuhan transportasinya. Lagi pula ojol sekarang nyaris 24 jam. Adasaja driver yang saya lihat stand by malam hari, bahkan dini hari. Kecuali kalau pemerintah sudah bisa menyediakan transportasi umum ke setiap pelosok kota di Indonesia dengan harga yang terjangkau. Pasti saya akan beralih dari kendaraan pribadi dan ojol ke transportasi umum.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.